Sebuah rumah minimalis berlantai 3 berdiri tegak diantara riuhnya gedung-gedung Kota Tokyo Jepang. Diatas sebuah lahan seluas 132.2 meter persegi dengan kondisi ekisting yang memiliki split level berbeda antara bagian depan dan belakang lahan setinggi 4 meter. Dirancang menyesuaikan dengan kondisi eksisting lahan yang tidak rata justru menjadi potensi tersendiri menurut tim arsitek dari Atelier Tekuto. Bukanya berusaha untuk meratakan lahan tersebut, sang arsitek justru memanfaatkan perbedaan level ketinggian pada lahan ini untuk menghasilkan desain rumah yang berkarakter.
Rumah minimalis 3 lantai ini memiliki luas bangunan 150.69 meter persegi dengan tampilan yang simpel didominasi oleh warna putih dan coklat kayu. Lantai satu bangunan sebagian besar diporsikan untuk garasi, sedangkan lantai 2 nya untuk ruang tidur. Dan lantai 3 rumah untuk ruang keluarga dan ruang santai dengan dinding kaca serta balkon yang terbuka lebar mengarah ke gunung Fuji.
Hampir seluruh lantai interior rumah ditutup dengan material kayu yang bertujuan untuk menciptakan suasana hangat dalam rumah. Dipadukan dengan warna putih lembut yang membalut seluruh permukaan dinding interior rumah. Ditambah dengan cahaya keemasan yang menerangi ruangan rumah terluhat begitu serasi.
Memang tidak dapat kita pungkiri desain rumah minimalis seperti ini masih akan mendapat perhatian lebih bagi masyarakat perkotaan. Karena gaya rumah minimalis seperti ini dipandang praktis dan dapat mewakili gaya hidup modern mereka. Benarkah? Ada beberapa alasan mengapa orang cenderung memilih gaya minimalis. Di antaranya, gaya ini dianggap merupakan jawaban atas tantangan zaman yang ingin mendapatkan hasil maksimal dari sesuatu yang minimal. Bisa berupa dana pembangunan yang minim atau dengan meminimalkan gaya hidup. Mengingat rumah minimalis tampil tanpa ornamen yang berlebihan, menggunakan bahan material yang diekspos sehingga tampilannya terkesan jujur dan tidak berlebihan.
Kembali ke topik pembahasan, karena lahan berada diantara bangunan bertingkat maka tidak bisa diharapkan lagi sirkulasi udara dan pencahayaan dari kedua sisi samping rumah. Oleh karena itulah sang arsitek membuka ruang ditengah-tengan bangunan rumah sebagai ruang terbuka hijau. Yang dapat menjadi penyuplai udara dan pencahayaan alami bagi ruang sekitarnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
[Photograph: © Sobajima, Toshihiro]
0 Response to "Rumah Minimalis 3 Lantai"
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda disini.