Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki program rumah baru bagi lansia terlantar, berupa pemberian pelayanan, baik di dalam panti maupun non panti. Seperti Puskesmas Santun Lansia, Posyandu Lansia, Bina Keluarga Lansia, menumbuhkembangkan Lembaga Lanjut Usia, Karang Werdha, Pusat Santunan dalam Keluarga (PUSAKA).
ilustrasi Net |
Selain itu, iuga terdapat pelayanan Home Care bagi lansia terlantar, miskin dan mengalami hambatan di lingkungan keluarga diberikan kepada 1.100 lansia di 18 lokasi. Untuk Day Care diberikan kepada 889 lansia di 18 provinsi.
“Program lainnya adalah Poster Care dan Pelayanan Sosial dalam situasi darurat, ” kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri pada Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Tahun 2014 di Kampung Leuwinanggung, Tapos Depok, Jawa Barat, Kamis (5/6).
Salim menyampaikan, sejak 2006, Kemensos memberikan bantuan tambahan kebutuhan dasar bagi lansia di panti sosial kepada 12.500 lansia di 30 provinsi. Selain itu juga bantuan sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), berupa bantuan uang tunai Rp 1.095.000 per orang per tahun.
“Meneruskan program bedah kamar dan rumah baru bagi lansia, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan hidup layak,” ujarnya.
Paket bantuan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan secara bertahap dan berkelanjutan memberikan jaminan sosial lansia terlantar melalui Program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) kepada 26.500 lansia di 33 provinsi, 356 kabupaten/kota yang menjangkau 1.188 kecamatan di 3039 desa di Indonesia.
Berbagai program yang dilakukan oleh Kemensos, didukung oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pendampingan terhadap 2.851.606 lansia dalam program yang sedang dijalankan, terutama bagi daerah yang sulit dijangkau.
Dalam kesempatan itu, Mensos menyerahkan penghargaan untuk 3 orang lansia dan 3 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) lansia. Selain itu, ada 4 lansia yang mendapat alat bantu yang diserahkan secara simbolis, Bedah Rumah/Kamar telah diberikan kepada 514 lansia pada 2013 dan 644 lansia tahun ini.
Khusus peringatan HLUN, Mensos berharap menjadi momen menggugah semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama peduli dan memberi penghormatan kepada lansia.
"Para lanjut usia adalah tokoh yang dapat berfungsi sebagai pemelihara nilai dan norma sosial. Para lanjut usia adalah penjaga rambu-rambu sosial. Para Lanjut Usia adalah pelestari nilai-nilai kesetiakawanan sosial, Lanjut Usia adalah pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa," ujarnya. [dilansir dari jpnn.com]
“Program lainnya adalah Poster Care dan Pelayanan Sosial dalam situasi darurat, ” kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri pada Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Tahun 2014 di Kampung Leuwinanggung, Tapos Depok, Jawa Barat, Kamis (5/6).
Salim menyampaikan, sejak 2006, Kemensos memberikan bantuan tambahan kebutuhan dasar bagi lansia di panti sosial kepada 12.500 lansia di 30 provinsi. Selain itu juga bantuan sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), berupa bantuan uang tunai Rp 1.095.000 per orang per tahun.
“Meneruskan program bedah kamar dan rumah baru bagi lansia, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan hidup layak,” ujarnya.
Paket bantuan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan secara bertahap dan berkelanjutan memberikan jaminan sosial lansia terlantar melalui Program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) kepada 26.500 lansia di 33 provinsi, 356 kabupaten/kota yang menjangkau 1.188 kecamatan di 3039 desa di Indonesia.
Berbagai program yang dilakukan oleh Kemensos, didukung oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pendampingan terhadap 2.851.606 lansia dalam program yang sedang dijalankan, terutama bagi daerah yang sulit dijangkau.
Dalam kesempatan itu, Mensos menyerahkan penghargaan untuk 3 orang lansia dan 3 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) lansia. Selain itu, ada 4 lansia yang mendapat alat bantu yang diserahkan secara simbolis, Bedah Rumah/Kamar telah diberikan kepada 514 lansia pada 2013 dan 644 lansia tahun ini.
Khusus peringatan HLUN, Mensos berharap menjadi momen menggugah semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama peduli dan memberi penghormatan kepada lansia.
"Para lanjut usia adalah tokoh yang dapat berfungsi sebagai pemelihara nilai dan norma sosial. Para lanjut usia adalah penjaga rambu-rambu sosial. Para Lanjut Usia adalah pelestari nilai-nilai kesetiakawanan sosial, Lanjut Usia adalah pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa," ujarnya. [dilansir dari jpnn.com]
0 Response to "Program Rumah Baru bagi Lansia Terlantar"
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda disini.