Rumah dengan Perpaduan Lokalitas dan Modernitas

Menurut sang arsitek (ARS° Atelier de Arquitecturas) rumah dengan perpaduan lokalitas dan modernitas ini. Membangun sebuah rumah untuk seorang urban geographer dan ahli tata kota yang paham betul tentang arsitektur adalah suatu kesempatan baik bagi kami untuk dapat bereksperimen lebih melalui proyek ini. Lokasi lahan yang terletak di La Floresta yang berada di lingkungan taman kota peningggalan pertengahan abad kedua puluh dekat dengan Danau Chapala daerah Jalisco Mexico. Suatu daerah yang sejak dahulu telah menjadi tempat pengasingan diri (liburan) bagi para turis karena terkenal dengan iklimnya yang sejuk.

Lingkungan ini memiliki dua fitur utama yaitu: ruang kota sebagai makrokosmos yang terdiri dari jalan-jalan dan interaksinya dengan pemandangan sekitarnya seperti gunung, danau serta vegetasi yang ada. Sedangkan bangunan-bangunan yang berdiri di lingkungan sekitar adalah sebagai mikrokosmosnya. Walaupun arsitektur yang telah dibangun di sana tidaklah relevan karena dibuat dengan gaya yang jauh dari re-interpretasi terhadap budaya lokal. Jadi kami mengusulkan sebuah proyek arsitektur yang mampu berhubungan secara mendalam dengan lingkungan alam dan budaya meskipun tanpa view yang mengarah langsung ke Danau Chapala.

Danau Chapala adalah sebuah situs yang dibentuk oleh aktivitas gunung berapi ribuan tahun yang lalu. Sekitar pegunungan muncul segmentasi sebuah fjord yang memicu terbentuknya sebuah danau. Itulah sebabnya sangat memungkinkan untuk mengamati serangkaian danau dan laguna dari Chapala hingga Samudra Pasifik menuju ke Colima. Secara tidak langsung ikut mempengaruhi kondisi iklim setempat yang berhubungan dengan reservoir dan kemampuannya untuk menghasilkan vegetasi subur. Ketika musim penghujan tiba adalah waktu dimana kita dapat melihat bagaimana air muncul ke permukaan dari bawah tanah, yang menunjukkan rembesan air bawah tanah dan permukaan terjadi sepanjang waktu menuju danau.

Ide proyek kami adalah untuk membangun sebuah rumah yang mampu membangkitkan siklus alami dari situs tersebut serta menyajikan iklim dan lanskap istimewa di dalamnya.

Inilah sebabnya mengapa atap rumah memiliki kemampuan untuk mengumpulkan air hujan dan mengarahkannya turun ke pelataran depan rumah yang berfungsi sebagai kolam refleksi (yang hanya akan tergenag ketika hujan tiba). Dengan demikian, saat musim penghujan tiba air hujan ditampilkan dalam rumah seolah-olah muncul dari tanah kepermukaan eksterior rumah layaknya lanskap yang ada di sekitarnya. Untuk menyelesaikan ini "pembangunan teritorial", kita menempatkan sebuah pohon pada salah satu sisi kolam refleksi sehingga terlihat layknya pulau ditengah danau. Ditambah dengan rimbunnya pepohonan yang mengelilingi interior rumah dengan hijaunya dedaunan.

Desain rumah terdiri dari penzonaan berdasarkan hari demi mengambil keuntungan pencahayaan alami sinar matahari utara-selatan, yang merupakan bagian belakang dan depan arah hadap lahan. Area yang berisi kamar ditempatkan tegak lurus dengan ruangan sebelumnya (living room, ruang makan dan dapur), sehingga dapat memanfaatkan pencahayaan alami sinar matahari secara baik, hanya saja berdiri di batas barat rumah untuk menghindari sinar matahari sore. Bagian terakhir dari proyek ini adalah studio yang tegak lurus di atas wilayah publik, menghasilkan sebuah space yang di dalamnya terdapat ruang makan.

Penempatan ruang studio model kantilever menghasilkan teras pada bagian bawahnya yang memiliki kemampuan untuk melemparkan bayangan yang kuat, memberikan keteduhn pada area halaman belakang. Dan puncak dari ide ini adalah bagaimana memahami melebihi sebuah proyek rumah yang ada tamannya, melainkan ini adalah sebuah taman yang ada rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghasilkan ruang yang dikelilingi oleh tanaman hijau, dengan interior yang di dominasi oleh cahaya yang disaring melalui celah-celah struktural atap: serangkaian balok cekung yang menangkap air hujan dan cahaya diantara ruangan rumah untuk menghasilkan ruang yang selalu berubah.

Sebagai penghubung dengan budaya setempat kita merancang dua elemen. Untuk seluruh fasad rumah bagian selatan diberi kisi-kisi dari anyaman ranting pohon yang disebut Palo Dulce oleh masyarakat setempat. Yang berfungsi sebagai perisai untuk mengurangi radiasi sinar matahari dan menghasilkan suasana tersendiri di dalamnya, yang dapat di buka tutup layaknya pintu dengan cara dilipat untuk memanipulasi tingkat keintiman ruang interior rumah. Anyaman kisi-kisi yang dibuat oleh nelayan setempat ini merupakan salah satu produk kerajinan yang mewakili kearifan lokal. Elemen kedua adalah dinding batu yang terdapat pada bagian depan rumah yang berbentuk seperti pagar. Dan ini dikerjakan oleh tukang batu dari daerah setempat yang mengingatkan kita pada salah satu trotoar yang ditemukan di Mescala; sebuah pulau di danau yang telah menjadi saksi bisu sejarah yang tak terhitung dari masa pra-Columbus.

[Photographs: © Onnis Luque]

• Twitter
• Facebook
• Google
• Tumblr
• Pinterest