Rumah bambu kini sudah mulai dilirik untuk dikembangkan sebagai alternatif pengganti kayu. Mengingat semakin menurunnya kualitas hutan yang ada akibat penebangan pohon secara berlebihan sedangkan untuk memulihkannya membutuhkan puluhan tahun lamanya. Dan salah satu penyumbang konsumsi kayu terbesar adalah dari bidang arsitektur. Untuk itulah rumah bambu mulai digalakkan dengan harapan dapat menurunkan konsumsi kayu masyarakat. Dengan perbandingan, bambu hanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 tahun untuk mendapatkan kualitas prima sedangkan kayu membutuhkan waktu sekitar 40-50 tahun baru didapatkan kualitas prima.
Rumah bambu yang diberi sebutan BB home ini merupakan hasil rancangan dari H&P Arsitek. Yang baru saja selesai pada awal bulan september kemarin, dengan luas bangunan sekitar 100 meter persegi, terletak di Cau Dien Town, Tu Liem District, Ha Noi, Vietnam. Dan berikut ini adalah penjelasan mengenai BB home dari H&P Arsitek:
"Di Vietnam saat ini sering terjadi fenomena bencana alam seperti: badai, banjir, tanah longsor, kekeringan dll. Dan kerusakan yang ditimbulkan tiap tahunnya cukup besar dari skala dampak bencana dunia. Merenggut sekitar 500 jiwa, 1,2% aset GDP (Gross Domestic Product) rusak dan menurunkan tingkat pembangunan daerah terkait.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan kebutuhan hunian bagi jutaan penduduk yang terkena bencana adalah dengan BB (blooming bambu) home atau rumah bambu. Mereka dapat merakit rumahnya sendiri hanya dalam waktu 25 hari dengan sistem bolting, binding, hanging, placing. Selain itu, rumah model ini dapat diproduksi secara masal dengan modul yang sudah ada dan hanya membutuhkan biaya sekitar 25-30 jutaan saja. Dengan harapan dapat membantu pemulihan masyarakat korban bencana alam sekaligus menciptakan hubungan antara budaya setempat dengan arsitektur atau sering disebut sebagai arsitektur vernakular."
0 Response to "Rumah Bambu"
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda disini.